Rabu, 18 Februari 2015

Hujan

Selalu ada pelangi setelah hujan atau akan ada badai setelah hujan. Entah mana yang akan terjadi tetapi hati ini selalu memberontak ketika hujan datang. Entah untuk merasa senang entah benci saat hujan itu datang aku pun tersudut membisu memikirkan apa yang aku rasa.
Banyak keindahan saat hujan itu datang. Semisal pertemuan tak terduga membawa bahagia karena bersama. Tetapi siapa sangka akan ada kedukaan saat hujan itu datang juga. Saat dimana kehilangan dan perpisahan menggugurkan harapan indah.
Dimana diri ini akan meyakinkan hujan itu berkah kebahagiaan atau kedukaan? Entah dimana dan kapan pertanyaan itu terjawab? Sedang hati dan fikiran berkecamuk dalam satu waktu antara rindu dan amarah. Bagaimana bisa dalam satu waktu kenangan indah dan kepahitan menjadi satu lintasan gambar jelas dalam fikiran? Sejauh apa dan bersembunyi dimana diri ini untuk tidak melihat, mendengar, merasakan akan datangnya hujan? Sementara gemercik air yang turun dan mengalir membuat nada indah dalam ketenangan juga kerisauan.
Perasaan apa inikah sebenarnya? Bagaimanakah bisa terjadi seperti ini? Kenapa pertanyaan ini tidak ada jawaban dalam diamku untuk memikirkan dan mencari apa yang sebenarnya aku rasakan? Apakah aku harus berseru mengalahkan gemuruh untuk mendapatkan jawaban? Siapakah kelak nantinya yang akan membawa payung perlindungan dan jawaban atas perasaan tak tentu ini?
Habis akal dan perasaan memikirkannya. Seperti air hujan yang membersihkan jalan yang kotor dan berdebu saat airnya jatuh berkali-kali ditempat yang sama lalu membawanya pergi mengalir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar